Semakin lama menjalani hidup kepala ini semakin berat. Banyak hal yang tidak cukup hanya dipikirkan. Harus diselesaiakan dan tidak ada kata nanti sebab nanti adalah kegagalan. Banyak orang mencoba segala hal yang masih bisa diraih. Dengan segala usaha dan upaya.
Selagi masih muda menggapai setinggi langit. Bila merasa belum cukup siap tetaplah mencoba. Dengan mencoba kita akan mendapat pengalaman baru, wacana baru dan tentunya gairah baru. "Hidup tidak melulu begitu." Dunia begitu luas, terlalu banyak bagi kita untuk memilih. Tak ada alasan untuk mencoba. Semua sah dan tak ada alasan untuk kata tidak. Kata tidak bisa hanya dimiliki orang yang kalah sebelum bertanding.
Laki-laki hanyalah mereka yang siap dan berani menyiapkan diri untuk suatu kegagalan. Untuk menang seseorang tidak perlu persiapan atau latihan. Menang adalah sebuah naluri homo homini lupus. Naluri yang telah ada sejak kita lahir.
Mungkin itulah kekeliruan dunia pendidikan kita, selama ini kita hanya disaiapakan untuk jadi pemenang. Sejak kecil atau dari bangku TK sampai perguruan tinggi kita hanya diajarkan dan disiapkan untuk menjadi pemenang.
Padahal pemenang sejatinya hanya ada satu diantara jutaan peserta. Tak ada pemenang kedua atau ketiga. Itu hanya hiburan agar acara lebih meriah dan melibatkan emosi banyak orang. Agar semua turut bermain.
Semua adalah industri, aturan yang tertata apik sesuai kebutuhan pasar. Perlombaan sebisa mungkin melibatkan emosi masyarakat luas supaya ada pengakuan, dia layak jadi juara. Legetimasi yang dipaksakan menjadi satu kebutuhan. Prestasi ada tingakatan dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
Kamis, 28 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau Kamu Percaya Bahwa Hidup Adalah Simbol-Simbol Lihatlah.................