Sabtu, 30 Mei 2009

Siapkan Alasan Kenapa harus Berbuat

Hari terasa semakin panas. Entah hanya perasaanku saja atau juga dirasakan yang lain. Yang jelas orang-orang disekitarku tak sungkan untuk berkipas-kipas ria. Ada kertas ya pakai kertas, kalau tak ada yang bisa dipakai buat kipas. Baju sebagai alternatif terakhir.
Waktu sudah semakin malam, udara diluar semakin lembab, tercium bau tanah akibat hujan. Tapi tetap saja kegiatan menyamankan diri tak bisa dihentikan. Mata semakin gelap untuk menatap apa yang ada di sekeliling. Semua berjalan dengan pelan tapi pasti.
Sabtu yang cukup berat untuk menanti hari libur. Sudah dipastikan bahwa besok akan libur tapi tetap saja itu tak membuatku bersemangat. Ketika libur tiba perbedaan hanya ada di mess. Tidak harus dipaksakan berkeliling kota untuk mengejar setoran. Ada sedikit waktu untuk memanjakan mata dan badan di atas tempat tidur.
Mencoba menikmati waktu libur layaknya orang lain. Melepaskan diri dari segala rutinitas. Berfikir bahwa libur sesaat akan memberi waktu kita bersyukur bahwa kita masih ada kesibukan dan pekerjaan yang layak diperjuangkan.
Waktu yang ada tidak terbuang percuma, terlewati tanpa kesan. Bahwa apa yang kita lewati hari ini akan memberi kesan di waktu yang akan datang. Suatu masa yang akan membuat kita tersenyum dikala kita tua. Dikala kita melihat tingkah polah anak kita kelak atau perilaku remaja yang mirip kita dimasa lalu.
Memang benar bila ada yang bilang masa-masa muda adalah masa yang tak terlupakan. Banyak kejadian yang akan muncul waktu darah kita bergejolak. Sering kali ego mengalahkan rasio, hanya karena malu atau gengsi kita akan kehilangan sesuatu yang sangat berarti.
Waktu muda jauh memberi kesempatan untuk berkembang, belum ada tuntutan yang jelas dan imajinasi yang "liar" akan membuat kita meraih apa yang kita cita-citakan. Menjadi kewajiban kita untuk menentukan apa yang terbaik untuk kita. Menyiapkan alasan kenapa kita harus meraihnya akan menjaga semangat kita untuk berada dijalur yang sesuai.
Segala sesuatu bisa terjadi atau tercapai bila kita punya alasan. Tak ada yang muncul atau ada secara tiba-tiba atau tanpa rencana. Disadari atau tidak sebenarnya apa yang telah kita lakukan adalah bagian dari langkah kita untuk menyiapkan masa depan.

Kamis, 28 Mei 2009

Jadi Pemenang Tak Perlu Siapkan Diri

Semakin lama menjalani hidup kepala ini semakin berat. Banyak hal yang tidak cukup hanya dipikirkan. Harus diselesaiakan dan tidak ada kata nanti sebab nanti adalah kegagalan. Banyak orang mencoba segala hal yang masih bisa diraih. Dengan segala usaha dan upaya.
Selagi masih muda menggapai setinggi langit. Bila merasa belum cukup siap tetaplah mencoba. Dengan mencoba kita akan mendapat pengalaman baru, wacana baru dan tentunya gairah baru. "Hidup tidak melulu begitu." Dunia begitu luas, terlalu banyak bagi kita untuk memilih. Tak ada alasan untuk mencoba. Semua sah dan tak ada alasan untuk kata tidak. Kata tidak bisa hanya dimiliki orang yang kalah sebelum bertanding.
Laki-laki hanyalah mereka yang siap dan berani menyiapkan diri untuk suatu kegagalan. Untuk menang seseorang tidak perlu persiapan atau latihan. Menang adalah sebuah naluri homo homini lupus. Naluri yang telah ada sejak kita lahir.
Mungkin itulah kekeliruan dunia pendidikan kita, selama ini kita hanya disaiapakan untuk jadi pemenang. Sejak kecil atau dari bangku TK sampai perguruan tinggi kita hanya diajarkan dan disiapkan untuk menjadi pemenang.
Padahal pemenang sejatinya hanya ada satu diantara jutaan peserta. Tak ada pemenang kedua atau ketiga. Itu hanya hiburan agar acara lebih meriah dan melibatkan emosi banyak orang. Agar semua turut bermain.
Semua adalah industri, aturan yang tertata apik sesuai kebutuhan pasar. Perlombaan sebisa mungkin melibatkan emosi masyarakat luas supaya ada pengakuan, dia layak jadi juara. Legetimasi yang dipaksakan menjadi satu kebutuhan. Prestasi ada tingakatan dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.

Rabu, 27 Mei 2009

Tak Takut Gagal

Jangan biarkan rasa takut akan kegagalan mencegahmu untuk berjuang. Satu kalimat yang selalu saya ingat. Memberi semangat dan harapan bahwa kita pasti akan berhasil dan meraih masa depan.
Mungkin tak banyak orang yang percaya akan kekuatan sebuah kata-kata. Tapi ingat bila kata-kata itu terinternalisasi dalam hati maka akan menjadi sumber tenaga baru yang bisa menjaga semangat kita.
Banyak orang yang yakin akan kekuatan sebuah kata-kata. Kata yang ditindak lanjuti tentunya, bukan hanya sebuah janji kosong. Banyak orang yang percaya akan keyakinan dan berjuang untuk mewujudkan cita-cita. Kegagalan dalam berproses bukanlah akhir dari segalanya tapi itu hanyalah sandungan kecil.
Rintangan yang harus kita lewati bila kita ingin kuat berdiri dan berjalan. Tak ada cerita orang sukses tanpa kegagalan, tak ada orang besar secara tiba-tiba. Semua ada tahapan yang harus di lewati. Pelan tapi pasti ada progresnya.
Proses memang menyakitkan sama seperti ketika kepompong mau jadi kupu-kupu. Ia harus berpuasa menahan diri untuk mencapai kesempurnaan. Dalam hidup manusia coba mungkin ingat dengan Sidharta Gautama bagaimana ia merelakan dagingnya untuk di makan elang agar tidak mati.
Bila saja Sidharta tidak meninggalkan kemewahan maka ia akan tetap menjadi raja. Mungkin ia akan menyesal ketika mati karena ia hanya mati sebagai seorang raja semata. Tidak akan di kenang sampai sekarang dan mungkin seribu tahun mendatang.
Ia memiliki keteguhan hati dan keyakinan bahwa ia harus berderma, mengajarkan suatu amalan dalam sebuah perjalanan hati. Dalam setiap langkah ada usaha untuk memberi secercah harapan untuk orang lain. Hidup bukan hanya untuk diri sendiri tapi lebih pada usaha untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran.

Selasa, 26 Mei 2009

Mencoba Menimati Hari Yang Menyebalkan

Selasa yang lumayan panjang. Sejak tadi pikiran dibuat pusing karena kebetulan ada Alay sidang. Tapi biarlah bila saat ini saya gagal memberikan yang terbaik tapi besok saya harus berusaha untuk lebih baik dan terus belajar untuk menjadi baik.
Bukan untuk orang lain tapi lebih untuk masa depan saya. Bila saya yakin dengan menulis akan membuat saya lebih tahu dan tahu lebih banyak. Kenapa tidak saya terima proses ini dengan lapang dada meski menyakitkan.
Saya yakin proses kelahiran seorang bayi kedunia itu menyakitkan. Walau begitu semua yang ada pasti tersenyum menantikan kedatangannya. Ada harapan yang akan mencerahkan dunia. Dari si jabang bayi akan muncul hal-hal yang luar biasa. Satu prestasi atas karya yang luar biasa.
Memberi perubahan dalam dinamika dunia, menjadikan lebih berwarna dan memberi kesan "tak terlupakan". Munculnya ide-ide baru yang akan menambah khasanah berpikir, olah rasa dan pemaknaan atas apa yang terjadi.
Tidak lagi melihat dunai dari kacamata pribadi yang bersifat subjektif. Mencoba melihat masalah secara arif dengan kaca mata yang lebih objektif. Harus saya akui bahwa di dunia ini tidak ada yang absolut objektif, setidaknya melihat dari kaca mata banyak orang.
Adanya sebuah parameter untuk melakukan atau menolak tidak melakukan. Bukan hanya masalah benar dan salah, baik atau buruk.
Datangnya waktu tidak bisa dicegah atau halangi. Entah menyebalkan atau menyenangkan bila waktunya datang pasti datang. Mencoba menikmati dengan mengambil hikmah terbaik, yang sesuai dengan kebutuhan dan diri kita apa adanya. Tidak perlu takut atas kritik yang dilontarkan kawan. Kalau kita bisa menyikapinya pasti akan lebih membuat kita dewasa.
Berpikir jauh kedepan, setidaknya ada bayangan lima tahun kedepan atau sepuluh tahun kedepan kita akan menjadi seperti apa. Adanya tujuan yang jelas bahwa kita menjadi pecundang atau pemenang kita yang menentukan.
Tak ada yang kuasa atas diri kita selain diri sendiri. Segala sesuatu ada kendali bila kita mau berusaha secara optimal. Menyelesaikan hal-hal kecil dengan cara-cara yang besar. Melihat masalah didepan kita dengan berpikir jauh ke depan.
Tak ada yang sia-sia atas apa yang telah kita lakukan. Apa yang kita lakukan adalah investasi jangka panjang. Kita akan meraihnya suatu saat nanti tanpa kita duga, tentunya.