Jumat, 20 November 2009

Kamu Pilih Hening atau......

Seperti biasa saya berkumpul tiap malam bersama kawanku. Penuh canda tawa diselingi umpatan tapi keriuhan mereka seolah tak mengusikku. Saya lebih memilih asyik dengan pikiranku sendiri. Semua tak jelas di saat saya harusnya menemukan arti hidup.

Semuanya tak bisa seperti dulu yang asal berjalan dan selesai. Hal tersebut sudah tak berlaku bagiku. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan kenapa saya memilih jalan terjal ini. Jalan dimana saya harus pergi ribuan kilometer untuk nantinya saya akan kembali ke titik nol dimana saya memulai perjalanan.

Ada suka duka dan kesenangan dalam tiap perjalanan hidup. Semua menjadi bermakna bila kita bisa mencerna bahwa apa yang dilakukan tidak berlalu sia-sia. Rugi usia, rugi waktu dan yang jelas rugi saat-saat dimana saya seharusnya bisa berkumpul dengan keluarga dan kawan-kawan untuk menikmati semua kegilaan.

Kegilaan yang mungkin dianggap sebagai sesuatu yang biasa saja tapi tidak bagiku. Kegilaan saya anggap sebagai cerminan diri akan sesuatu hal yang dilaksanakan dengan segala totalitas. Tak ada alasan melakukan sesuatu setengah hati.

Teringat cerita dari kawan saat dalam perjalanan pulang dari kantor. Kawan saya ini cerita kalau dirinya mendapati jodohnya dengan cara yang unik. Diantara hangar binger teknologi yang diwakili facebook dan SMS.

Ia bertemu dengan pukaan hti setelah cukup lama menjalin hubungan jarak jauh. Bukan karena saling mengenal dan memuji. Ia justru hanya memperkenalkan hal-hal negative kepada si calon. Alasannya simple, kalau sesuatu yang baik dan positip tak perlu diperkenalkan. Hal tersebut secara naluri akan muncul disaat hubungan baik-baik saja. Lain halnya bila sedang berkonflik, yang ada hanya hal-hal yang negative.

Maka dengan penuh kesadaran untuk kehilangan ia ungkapkan sesuatu yang buruk yang ada pada dirinya tanpa sedikitpun ada usaha untuk menutupi atau memperhalus.

Beruntung ia mendapat seseorang yang secara sengaja memang mencari orang yang menjalni hubungan yang serius. Dengan segala keterbatasan akhirnya toh masih bisa berjalan. Ia jarang memandang sesuatu yang ada diatasnya tapi ia selalu memilih dan melalukan melihat sesuatu yang ada dibawahnya.

Alhasil kini mereka hidup bahagia dengan segala kesadaran dan apa yang telah ada tanpa mimpi yang mulul-muluk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau Kamu Percaya Bahwa Hidup Adalah Simbol-Simbol Lihatlah.................