YANTI tanpa ragu mengatakan "saya tak menyesal melaporkan suami saya ke polisi, biarlah itu jadi pelajaran agar tak semena-mena pada istri dan anak." Ucapan itu terlontar dari korban KDRT dengan tersangka Sugiono, suaminya sendiri.
Yanti banyak mengisahkan pengalaman menyakitkan yang telah ia alami bersama anaknya. Sering mereka menerima perilaku kasar yang dilayangkan Sugiono. Pernah suatu ketika tanpa alasan yang jelas Sugiono marah-marah lalu memaki-maki Yanti dan menjambaknya.
Bukan hanya itu, tapi pernah juga Yanti diseret Sugiono yang sedang mabuk dihadapan tetangga. Para tetangga mengaku tidak berani menolong karena Sugiono dikenal sebagai pemabuk dan pemarah.
Sugiono mengaku selama beberapa bulan terakhir ini tidak bekerja. Ia baru saja diberhentikan dari pekerjaannya sebagai satpam. Praktis ia hanya dirumah bantu-bantu pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan bersih-bersih rumah.
Yanti akhirnya menggantikan posisinya sebagai tulang punggung keluarga. Selama Sugiono menganggur Yanti bekerja sebagai buruh cuci disebuah loundry.
Puncak pertengkaran terjadi pada 24 Mei kemarin. Sugiono mengamuk dan menghajar putrinya, Indira (7) yang masih duduk kelas 2 SD. Indira kena sabetan tangan sampai mukanya memar-memar.
Sugiono menjelaskan pemukulan yang dilakukan kepada Indira bukan karena ingin menghajar atau melukainya. Ia berkilah hanya ingin memberi pelajaran Indira di depan ibunya.
"Males aku punya bapak kasar seperti kamu. Besok-besok kalau sudah besar pasti aku bunuh bapak," kata Sugiono menirukan kata-kata anaknya.
Setelah melakukan visum di Rumah Sakit Abdul Moeloek Yanti bersama ayahnya berangkat ke Mapolsek Kedaton dari kediamannya di Gedung Meneng untuk melaporkan Sugiono.
Yanti mengaku masih bingung, apakah akan menceraikan suaminya atau tidak. Ia akan menunggu keputusan keluarga. Tapi dalam hati ia berjanji untuk tidak akan kembali ke Sugiono lagi.
"Cukulah sembilan tahun saya mengalami sakit hati dan badan ini sakit akibat ulahnya," tutur Yanti lirih.
Yanti dan anaknya mengalami trauma karena perilaku kasar Sugiono. Akibat pemukulan itu Indira tidak mau keluar rumah atau ke sekolah karena takut bertemu ayahnya.
Kini setelah pihak Polsek Kedaton menangkapnya, Yanti sekeluarga merasa aman. Ia tak lagi memiliki alasan untuk takut berada di rumah. Nampak setelah penangkapan Sugiono, Yanti bisa tertawa menerima telepon dari kerabatnya di ruang periksa Mapolsek Kedaton yang menanyakan kabar anaknya.
Sabtu, 06 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau Kamu Percaya Bahwa Hidup Adalah Simbol-Simbol Lihatlah.................